Kesetiakawanan Putra Sam'ba Putra Sampih Banjar

KESETIAKAWANAN SOSIAL PUTRA SAM'BA PUTRA SAMPIH BANJAR Peduli Terhadap Sesama Call 081394315190

Jumat, 29 November 2013

Sadarlah Para Remaja


Remaja sebagai generasi bangsa haru bisa menjaga kehormatannya dan perilakunya jangan sampai terjerumus kdalam pergaulan bebas. Apa kagi menjadi pelaku seks bebas, seks bebas dapat di cegaah oleh diri kita sendiri orang tua dan lingkungan tempat bergaulnya para remaja itu sendiri.
Seperti yang telah kita bahas sebelumnya bahwa sesungguhnya seks bebas dan kenakalan remaja terjadi atas dasar kurang kesadaran baik dari remaja itu sendiri maupun orang tua. Hendaknya kita para generasi muda mampu menjaga kehormatan kita dan orang tua juga harus ikut memperhatikan anak-anaknya tetapi orang tua jangan terlalu mamanjakan anak mereka, karena bisa mengakibatkan dampak buruk baginya karena dia sudah terbiasa dengan hal-hal yang enak-enak. Tetapi orang tua juga harus memperhatikan anak-anaknya dengan mengarahkan ke hal-hal yang positif dengan cara mendukung bakat yang dimiliki oleh anak tersebut, agar dapat berguna dan berkembang. Tetapi seorang anak juga jangan terlalu egois dalam memaksakan kehendak. 
Bagi para lembaga sosial harus bisa merangkul para remaja untuk masuk dalam suatu organisasi dengan mengikuti berbagai kegiatan, dengan begitu seorang remaja akan terarah pikirannya dengan baik. Mendukung segala bakat-bakat anak remaja agar mereka tidak melakukan hal-hal yang menyimpang. Tidak terlalu memaksakan seorang dalam berbagai tindakan karena akan membuat tempramen seorang anak suka emosional. Didiklah anak-anak dengan cara yang lambat agar mereka tidak selalu membangkan segala suruhan atau perintah para orang tua. ( Sumber Dari Berbagai Media )



Rabu, 27 November 2013

Beberapa Faktor Terjadinya Sex Bebas



Segala sesuatu itu tidak akan terjadi jika tidak ada sebabnya seperti pepatah mengatakan “Tak akan ada asap jika tidak ada api”. Oleh karena itu sex bebas pun ada sebab mengapa dilakukan oleh kalangan remaja. Beberapa Faktor-faktor yang mendorong remaja melakukan hubungan seks di luar nikah, dan Faktor penyebab seks bebas yang dialami remaja dapat dikategorikan menjadi 2 faktor, yaitu faktor internal dan eksternal

 1.   Faktor Internal
Faktor internal atau lebih lazimnya dari dalam diri seseorang remaja itu. Keinginan untuk dimengerti lebih dari orang lain bisa menjadi penyebab remaja melakukan tindakan penyimpangan, sikap yang terlalu merendahkan diri sendiri atau selalu meninggikan diri sendiri, jikalau terlalu merendahkan diri sendiri orang remaja lebih mencari jalan pintas untuk menyelesaikan sesuatu dia beranggapan jika saya tidak begini saya bisa dianggap orang lain tidak gaul, tidak mengikuti perkembangan zaman

2.   Faktor Eksternal
Faktor Eksternal / faktor dari luar pribadi seseorang remaja. Faktor paling terbesar memberi terjadinya prilaku menyimpang seseorang remaja yaitu lingkungan dan sahabat. Seseorang sahabat yang sering berkumpul bersama dalam satu geng, otomatis dia akan tertular oleh sikap dan sifat kawannya tersebut. Kasih sayang dan perhatian orang tua tidak sepenuhnya tercurahkan, membuat seorang anak tidak betah berada di dalam rumah tersebut, mereka lebih senang untuk berada di luar bersama kawan-kawannya. Apalagi keluarga yang kurang harmonis dan kurangnya komunikasi dengan orang tua dapat menyebabkan seorang anak melakukan penyimpangan sosial serta seks bebas yang melanggar nilai-nilai dan norma sosial. Apabila ayah dan ibu mereka yang memiliki kesibukan di luar rumah akan membuat anak-anak remaja semakin menjadi-jadi, sehingga mereka merasa tidak diperdulikan lagi.

Selain faktor internal dan eksternal di atas, ada juga faktor lain yang secara umum dapat menyebabkan terjadinya seks bebas. Jelas tidak ada faktor tunggal tetapi jelas bahwa penyebabnya bukan kondom.

Faktor pertama: pergaulan
Kita tahu pergaulan punya pengaruh besar terhadap perilaku kita. Maka jika seseorang mempunyai lingkungan pergaulan dari kalangan teman-teman yang suka melakukan seks bebas, maka dia juga bisa terpengaruh dan akhirnya ikut melakukan seks bebas. Tekanan yang datang dari teman pergaulannya. Lingkungan pergaulan yang dimasuki oleh seorang remaja dapat juga berpengaruh untuk menekan temannya yang belum melakukan hubungan seks, bagi remaja tersebut tekanan dari teman-temannya itu dirasakan lebih kuat dari pada yang didapat dari pacarnya sendiri.

Adanya tekanan dari pacar. Karena mispersepsi terhadap makna pacaran yang menganggap bahwa hubungan seks adalah bentuk penyaluran kasih sayang. Karena kebutuhan seorang untuk mencintai dan dicintai, seseorang harus rela melakukan apa saja terhadap pasangannya, tanpa memikirkan resiko yang akan dihadapinya. dalam hal ini yang berperan bukan saja nafsu seksual, melainkan juga sikap memberontak terhadap orang tuanya. Remaja lebih membutuhkan suatu hubungan, penerimaan, rasa aman, dan harga diri selayaknya orang dewasa. Adapun tahapan-tahapan yang biasanya dilakukan oleh seseorang berani melakukan hubungan seks diluar nikah:

1.      pegangan tangan
2.      ciuman sebatas ciuman di pipi dan kening
3.      ciuman bibir
4.      pelukan
5.      petting (mulai berani melepas pakaian bagian atas)
6.      meraba bagian yang sensitive (mulai berani buka-bukaan)
7.      melakukan hubungan seks

      Faktor kedua: pengaruh materi pornografi (film, video, internet dsb)
Jika seseorang berulang kali mengakses materi pornografi, maka ini bisa mendorong terjadinya perilaku seks bebas. Akibat atau pengaruh mengonsumsi berbagai tontonan.
Apa yang ABG tonton, berkorelasi secara positif dan signifikan dalam membentuk perilaku mereka, terutama tayangan film dan sinetron, baik film yang ditonton di layar kaca maupun film yang ditonton di layar lebar.

Faktor ketiga: pengaruh obat/narkoba dan alcohol
Seseorang yang bebas dari pengaruh narkoba dan alkohol bisa berfikir jernih dan ini mencegah dia melakukan perilaku berisiko. Dalam keadaan dipengaruhi oleh narkoba dan alkohol, maka pemikiran jernih bisa menurun dan ini bisa mendorong terjadinya perilaku seks bebas.

Faktor keempat: kualitas hubungan suami-isteri (buat yang sudah menikah).
Jika ada masalah dalam hubungan suami-isteri, maka ini bisa mendorong yang bersangkutan melakukan hubungan seks bebas. Faktor lingkungan, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan pergaulan.

Lingkungan keluarga yang dimaksud adalah cukup tidaknya pendidikan agama yang diberikan orangtua terhadap anaknya. Cukup tidaknya kasih sayang dan perhatian yang diperoleh sang anak dari keluarganya. Cukup tidaknya keteladanan yang diterima sang anak dari orangtuanya, dan lain sebagainya yang menjadi hak anak dari orangtuanya. Jika tidak, maka anak akan mencari tempat pelarian di jalan-jalan serta di tempat tempat yang tidak mendidik mereka. Anak akan dibesarkan di lingkun1. Pengaruh pergaulan sesama (peer group pressure). Seseorang yang mempunyai teman2 pergaulan yang berpaham seks bebas akan bisa terpengaruh oleh teman2nya ini sehingga diapun ikut melakukan seks bebas. Karena kehidupan iman yang rapuh. Kehidupan beragama yang baik dan benar ditandai dengan pengertian, pemahaman dan ketaatan dalam menjalankan ajaran-ajaran agama dengan baik tanpa dipengaruhi oleh situasi kondisi apapun.Kurangnya pemahaman individu akan ajaran agamanya secara benar dan mendalam serta kurangnya perhatian orangtua

Rasa penasaran, Pada usia remaja keingintahuannya begitu besar terhadap seks, apalagi jika teman-temannya mengatakan bahwa terasa nikmat, ditambah lagi adanya infomasi yang tidak terbatas masuknya, maka rasa penasaran tersebut semakin mendorong mereka untuk lebih jauh lagi melakukan berbagai macam percobaan.

Pelampiasan diri, faktor ini tidak hanya datang dari diri sendiri, misalnya karena terlanjur berbuat, seorang remaja perempuan biasanya berpendapat sudah tidak ada lagi yang dapat dibanggakan dalam dirinya, maka dalam pikirannya tersebut ia akan merasa putus asa dan mencari pelampiasan yang akan menjerumuskannya dalam pergaulan bebas.

Kematangan biologis yang tida disertai dengan kemampuan mengendalikan diri cenderung berakibat Negatif, yakni terjadi hubungan seksual pranikah dimasa pacaran. Sebaliknya kematangan biologis yang disertai dengan kemampuan mengendalikan diri akan membawa kebahagian remaja dimasa depannya sebab ia tidak akan melakukan hubungan seksual pranikah.

Factor lain yang menyebabkan orang melakukan seks bebas:
merasa bukan anak gaul, dengan pernah melakukan seks dianggap ”Gaul”  taraf pendidikan sex bagi remaja yang belum tertata secara benar terlupakannya intisari adat budaya luhur bangsa sebagai katalisator dalam pergaulan akibat pengaruh globalisasi. Termasuk cueknya masyarakat akan situasi linkungan juga menjadi faktor terjadinya seks bebas di kalangan remaja dan orang dewasa.( sumber dari berbagai media )

Selasa, 26 November 2013

Mengenal Sex Lebih Dalam

 


Manusia adalah salah satu makhluk yang dalam meneruskan hidup jenisnya memerlukan pasangan untuk dapat melakukan regenerasi. Dalam proses regenerasi ini dikenal dengan sex, yaitu hubungan yang terjalin antara jenis satu dengan lainnya. Hal ini merupakan kekuatan utama agar generasi manusia tidak punah. Tetapi karena pengaruh globalisasi yang disalah artikan timbullah budaya baru yaitu sex bebas, budaya yang tidak sesuai dengan budaya kita.Terutama pada para remaja tepatnya pada masa metamorfosis dari kanak-kanak menjadi dewasa. Para ahli pendidikan telah sepakat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13 tahun sampai dengan 18 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan.
Oleh karena itu, sebelum melangkah lebih jauh dan agar lebih memahami apa arti sebenarnya sex, ada baiknya kita memahami definisi kata “seks” itu sendiri. Seks memang memiliki definisi yang luas. Namun, jika kita berbicara mengenai seks secara keseluruhan, maka yang dimaksudkan adalah pendidikan mengenai jenis kelamin.
Definisi seks, dapat dikelompokkan menurut beberapa dimensi, Di antaranya:
Dimensi Biologis
Berkaitan dengan alat reproduksi. Di dalamnya termasuk pengetahuan mengenai
hormone-hormon, menstruasi, masa subur, gairah seks, bagaimana menjaga kesehatan
 dan gangguan seperti PMS (penyakit menular seksual), dan bagaimana
menfungsikannya secara optimal secara biologis.

Dimensi Faal
Mencakup pengetahuan mengenai proses pembuahan, bagaimana ovum bertemu
dengan sperma dan membentuk zigot dan seterusnya.

Dimensi Psikologis
Seksualitas berkaitan dengan bagaimana kita menjalankan fungsi kita sebagai mahluk
seksual dan identitas peran jenis. Mengapa pria dipandang lebih agresif daripada
wanita?

Dimensi Medis
Adalah pengetahuan mengenai penyakit yang di oleh hubungan seks, terjadinnya impotensi, nyeri, keputihan dan lain sebagainya.

Dimensi Sosial
Seksualitas berkaitan dengan hubungan interpersonal (hubungan antar sesama manusia). Seringkali, hambatan interaksi ditimbulkan oleh kesenjangan peran jenis antara laki-laki dan perempuan. Hal ini dipengaruhi oleh faktor budaya dan idola asuh yang lebih memprioritaskan posisi laki-laki. Anggapan tersebut harus diluruskan. karena jenis kelamin tidak menentukan mana yang lebih baik atau berkualitas. (sumber dari berbagai media )

Sabtu, 23 November 2013

Remaja Dan Pergaulan Bebas



          Di dalam kamus, seks sebenarnya mempunyai dua arti, yaitu seks yang berarti jenis kelamin atau gender, dan seks yang berarti senggama atau melakukan aktivitas seksual, yaitu hubungan penyatuan antara dua individu dalam konteks gender.  Seks merupakan naluri alamiah yang dimiliki oleh setiap makhluk hidup di muka bumi ini. Seks adalah kata yang sangat tidak asing di telinga kita, tetapi anehnya seringkali kita merasa tabu dan agak malu-malu jika menyinggungnya. Nah, kemudian agar kita dapat membicarakan dan mendiskusikannya dengan bebas terbuka, maka para ahli bahasa dan ilmuwan pun membuat seks ini menjadi ilmiah dengan menambahkan akhiran “-tas” dan “-logi” menjadi “seksualitas” dan “seksologi”, sehingga jadilah seksualitas adalah untuk dibahas dan didiskusikan, seksologi adalah untuk ditulis secara ilmiah, dan seks adalah untuk dialami dan ‘dinikmati’. Seks diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup hidup suatu spesies atau suatu kelompok (jenis) makhluk hidup. Artinya setiap makhluk hidup melakukan seks untuk memperoleh keturunan agar dapat menjaga dan melestarikan keturunannya. Selain itu tujuan seks adalah sebagai sarana untuk memperoleh kepuasan dan relaksasi dalam kehidupan (bagi manusia).

Variasi dari pengaturan dari penyelenggaraan seks bisa kita lihat pada tradisi-tradisi seksual pada bangsa-bangsa primitif di bagian-bagian dunia. Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan serta komunikasi terjadilah banyak perubahan sosial yang serba cepat pada hampir semua kebudayaan manusia. Perubahan sosial tersebut mempengaruhi kebiasaan hidup manusia, Hubungan seks yang dilakukan di luar pernikahan disebut seks bebas (free sex). Hawa nafsu merupakan hal yang sangat menentukan terjadinya seks bebas. Seks bebas merupakan pengaruh budaya yang datang dari barat dan kemudian diadopsi oleh masyarakat Indonesia tanpa memfilternya terlebih dahulu. sekaligus juga mempengaruhi pola-pola seks yang konvensional. Maka pelaksanaan seks itu banyak dipengaruhi oleh penyebab dari perubahan sosial, antara lain oleh : urbanisasi, mekanisasi, alat kontrasepsi lamanya pendidikan, demokratisasi fungsi wanita dalam masyarakat, dan modernisasi. Sebagai efek samping yang ditimbulkan ada kalanya terjadi proses keluar dari jalur dari pola-pola seks, yaitu keluar dari jalur-jalur konvensional kebudayaan. Pola seks dibuat menjadi hyper modern dan radikal, sehingga bertentangan dengan system regulasi seks yang konvensional, menjadi seks bebas. Sedangkan pengertian dari seks bebas itu sendiri adalah hubungan seksual yang dilakukan pra nikah (tanpa menikah), Sering berganti pasangan.

       Survei Komnas Anak Di 12 Provinsi (4500 remaja sebagai responden)
       1.    93,7% pernah berciuman hingga petting (bercumbu)
       2.    62,7% remaja SMP sudah tidak perawan
       3.    21,2% remaja SMA pernah aborsi

      Survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia
      1.     32% remaja 14 – 18 tahun pernah berhubungan seks
      2.     21,2% remaja putri pernah melakukan aborsi
      3.     97% penyebab remaja melakukan seks yaitu dari internet.

Survey Perkumpulan Keluarga Berencana (100 remaja SMP & SMA Di Samarinda) 56% Pelajar sudah berhubungan seks. Bahkan ada yang terang terangan mengaku berhubungan seks dengan pekerja seks.

      Survey Synovate Researc

      1.  44% mengaku punya pengalaman seks di usia 16-18 tahun.
      2.  16% mengaku pengalaman seks di dapat di usia 13-15 tahun.
      3.  Tempat melakukan seks di rumah (40%), kamar kos (26%) dan hotel (26%)

Dari survey di atas dapat dikatakan bahwa seks bebas bukanlah lagi hal yang tabu dikalangan remaja saat ini. Maraknya seks bebas di kalangan pelajar seolah menjadi trend bahwa jika seorang siswi masih perawan maka akan tergolong siswi yang "nggak gaul" dan terkucilkan dalam pergaulan anak zaman sekarang.

Hampir masyarakat berpendapat bahwa perlu adanya pengaturan penyelenggaraan hubungan seks. Sebab, dorongan seks itu begitu besar pengaruhnya terhadap manusia seperti nyala api yang berkobar. Api itu bisa bermanfaat bagi manusia, akan tetapi dapat menghancurkan peradaban manusiawi. Demikian pula dengan seks, bisa membangun kepribadian seseorang, akan tetapi juga bisa menghancurkan sifat-sifat kemanusiaan