Kesetiakawanan Putra Sam'ba Putra Sampih Banjar

KESETIAKAWANAN SOSIAL PUTRA SAM'BA PUTRA SAMPIH BANJAR Peduli Terhadap Sesama Call 081394315190

Sabtu, 23 November 2013

Remaja Dan Pergaulan Bebas



          Di dalam kamus, seks sebenarnya mempunyai dua arti, yaitu seks yang berarti jenis kelamin atau gender, dan seks yang berarti senggama atau melakukan aktivitas seksual, yaitu hubungan penyatuan antara dua individu dalam konteks gender.  Seks merupakan naluri alamiah yang dimiliki oleh setiap makhluk hidup di muka bumi ini. Seks adalah kata yang sangat tidak asing di telinga kita, tetapi anehnya seringkali kita merasa tabu dan agak malu-malu jika menyinggungnya. Nah, kemudian agar kita dapat membicarakan dan mendiskusikannya dengan bebas terbuka, maka para ahli bahasa dan ilmuwan pun membuat seks ini menjadi ilmiah dengan menambahkan akhiran “-tas” dan “-logi” menjadi “seksualitas” dan “seksologi”, sehingga jadilah seksualitas adalah untuk dibahas dan didiskusikan, seksologi adalah untuk ditulis secara ilmiah, dan seks adalah untuk dialami dan ‘dinikmati’. Seks diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup hidup suatu spesies atau suatu kelompok (jenis) makhluk hidup. Artinya setiap makhluk hidup melakukan seks untuk memperoleh keturunan agar dapat menjaga dan melestarikan keturunannya. Selain itu tujuan seks adalah sebagai sarana untuk memperoleh kepuasan dan relaksasi dalam kehidupan (bagi manusia).

Variasi dari pengaturan dari penyelenggaraan seks bisa kita lihat pada tradisi-tradisi seksual pada bangsa-bangsa primitif di bagian-bagian dunia. Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan serta komunikasi terjadilah banyak perubahan sosial yang serba cepat pada hampir semua kebudayaan manusia. Perubahan sosial tersebut mempengaruhi kebiasaan hidup manusia, Hubungan seks yang dilakukan di luar pernikahan disebut seks bebas (free sex). Hawa nafsu merupakan hal yang sangat menentukan terjadinya seks bebas. Seks bebas merupakan pengaruh budaya yang datang dari barat dan kemudian diadopsi oleh masyarakat Indonesia tanpa memfilternya terlebih dahulu. sekaligus juga mempengaruhi pola-pola seks yang konvensional. Maka pelaksanaan seks itu banyak dipengaruhi oleh penyebab dari perubahan sosial, antara lain oleh : urbanisasi, mekanisasi, alat kontrasepsi lamanya pendidikan, demokratisasi fungsi wanita dalam masyarakat, dan modernisasi. Sebagai efek samping yang ditimbulkan ada kalanya terjadi proses keluar dari jalur dari pola-pola seks, yaitu keluar dari jalur-jalur konvensional kebudayaan. Pola seks dibuat menjadi hyper modern dan radikal, sehingga bertentangan dengan system regulasi seks yang konvensional, menjadi seks bebas. Sedangkan pengertian dari seks bebas itu sendiri adalah hubungan seksual yang dilakukan pra nikah (tanpa menikah), Sering berganti pasangan.

       Survei Komnas Anak Di 12 Provinsi (4500 remaja sebagai responden)
       1.    93,7% pernah berciuman hingga petting (bercumbu)
       2.    62,7% remaja SMP sudah tidak perawan
       3.    21,2% remaja SMA pernah aborsi

      Survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia
      1.     32% remaja 14 – 18 tahun pernah berhubungan seks
      2.     21,2% remaja putri pernah melakukan aborsi
      3.     97% penyebab remaja melakukan seks yaitu dari internet.

Survey Perkumpulan Keluarga Berencana (100 remaja SMP & SMA Di Samarinda) 56% Pelajar sudah berhubungan seks. Bahkan ada yang terang terangan mengaku berhubungan seks dengan pekerja seks.

      Survey Synovate Researc

      1.  44% mengaku punya pengalaman seks di usia 16-18 tahun.
      2.  16% mengaku pengalaman seks di dapat di usia 13-15 tahun.
      3.  Tempat melakukan seks di rumah (40%), kamar kos (26%) dan hotel (26%)

Dari survey di atas dapat dikatakan bahwa seks bebas bukanlah lagi hal yang tabu dikalangan remaja saat ini. Maraknya seks bebas di kalangan pelajar seolah menjadi trend bahwa jika seorang siswi masih perawan maka akan tergolong siswi yang "nggak gaul" dan terkucilkan dalam pergaulan anak zaman sekarang.

Hampir masyarakat berpendapat bahwa perlu adanya pengaturan penyelenggaraan hubungan seks. Sebab, dorongan seks itu begitu besar pengaruhnya terhadap manusia seperti nyala api yang berkobar. Api itu bisa bermanfaat bagi manusia, akan tetapi dapat menghancurkan peradaban manusiawi. Demikian pula dengan seks, bisa membangun kepribadian seseorang, akan tetapi juga bisa menghancurkan sifat-sifat kemanusiaan
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar